Jumat, 05 Desember 2014

Perasaan yang Bertentangan

Suasa dinginnya bandung menusuk ke tulang. Pagi:) selamat pagi. Pagi yang dingin membuatku terus ingin meringkuk dibalik selimut. Suara adzan tak kuasa membagunkanku dari kasur.

Di hati itu disaat membuka mata engkau harus menelan kepahitan yang mendalam. Rasanya ingin sekali terus memejamkan mata dan hari itu berlalu begitu saja secepat dimana kita tidur. Kepahitan apa yang kau telan? Kepahitan dimana kau sudah tidak bisa lagi meyapa indahnya seseorang disana. Walau hanya dengan membangunkan dia untuk sholat, berbagi cerita tentang mimpi, atau apapun hal tidak penting yg kau alami di saat kau membuka mata.

Terasa kosong dan hampa. Menahan diri untuk jemari ini menari diatas keyboard dan menuliskan kata2 indah untuk dirinya dan ia baca disaat membuka mata. Pikiranpun ntah kemana, terkadang memikirkan, terkadang berfikir untuk maju.

Dilema hati yang tidak ada ujungnya. Melangkah atau berhenti semua beresiko dan tidak memperbaiki keadaan. Bisakah 1 hari saja aku meghilang dari rutinitas ku ini? Sehari ini saja aku jauh dari mereka. Melihat indahnya alam. Sendiri. Merasakan masih banyaknya anugrah Allah yang telah diberikan kepadaku. Tapi mungkin... ini hanya sebuat perkataan yang tak mungkin terwujud.

Ini aku yang perbuat, tapi... kenapa harus dia yang merasakan sakitnya? Benar juga pertanyaanmu. Tapi aku tak bisa menjawabnya. Karna hati dan perbuatanku sungguh bertentangan. Aku juga tidak mengerti kenapa bisa begini? Aku mau pergi! Pergi! Jauh!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar